Labels

Tampilkan postingan dengan label komplek AL-AQSA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label komplek AL-AQSA. Tampilkan semua postingan

Selasa, 01 Maret 2011

Alasan ISRAEL untuk meruntuhkan Masjid AL AQSA

Alasan ISRAEL untuk meruntuhkan Masjid AL AQSA al;
Pertama: Israel ingin membangun Haikal Sulaiman.
Rekayasa gambaran Haikal Sulaiman yang akan dibangun oleh ISRAEL,
foto khayalan ISRAEL membangun Haikal Sulaiman, aslinya HS sedang di buat di bawah tanah mesjid Al-Aqsa. SEMOGA TIDAK JADI KENYATAAN.

Penjelasan Haikal Sulaiman
Haikal Sulaiman itu adalah pusat dari agama Yahudi, seperti Agama Islam pusatnya di Mekah atau Ka'bah, dan kristen di vatikan Roma(CMIIW), sedangkan Yahudi akan mereka dirikan diJerusalem, tepatnya dilokasi Masjid Al-Aqsa sekarang ini.

Haikal Sulaiman (Inggeris: Solomon's Temple, Ibrani: בית המקדש, transliterasi Beit HaMikdash), juga dikenali sebagai Rumah Agama Pertama, mengikut Kitab Bible, merupakan kuil pertama Yahudi di Jerusalem. Ia merupakan pusat tumpuan keagamaan untuk penyembahan dan pengorbanan yang dikenali sebagai korbanot dalam agama Yahudi purba. Rumah agama ini dibina pada abad ke-10 SM, tetapi kemudian dimusnahkan oleh orang Babylonia pada 586 SM. Ia dibina semula sebagai Rumah Agama Kedua dari 516 SM hingga 70 M, apabila ia dimusnahkan oleh orang Rom.

Lokasi rumah agama ini ialah di Temple Mount, dan dinamakan sedemikian kerana dibina oleh Nabi Sulaiman a.s.

pintu masuk ke HS,

lihat no. 1 Adalah masjid AL- Aqsa dan Haikal Sulaiman adanya dibagian bawah dari Al Aqsa maka mereka melakukan perusakan terhadap Masjid Al Aqsa yang ada diatasnya.
Sehingga berbagai cara mereka lakukan tipu daya, bagaimana caranya supaya Masjid Al Aqsa ini runtuh dan hancur perlahan-lahan.
info untuk agan agan. gambar di atas adalah tembok ratapan/Dinding ratapan. mereka semua nangis disitu mohon ampun sama tuhan mereka. tapi itu semua kan termasuk dalam lingkungan al-aqsa. di sana mereka juga menaruh surat surat permohonan yang di selipkan di celah celah bebatuan. mereka percaya doa mereka pasti di kabulkan. nah itu lama lama temboknya hancur.

 bagian bawah masjid Al Aqsa bisa menampung 200



Qubbah As-Sakhrah (Kubah Batu) dibilang Kuba Asy-Syirka

dan lebih dodolnya, memang Israel menggali Al-Aqsha' buat jadi synagoga atau Hekhal Syelomoh... Qubbah As-Sakhrah itu di KOMPLEKS AL-AQSHA'... jadi sebenarnya Al-Aqsha' itu nama sebuah tempat multi-bangunan gan... ada Qubbatus Sakhrah, ada Tembok Ratapan, dan semua bangunan tsb itu disebut Al-Aqsha' dan shalat di halaman luarnya saja sudah bisa disebut berada di Masjidil Aqsha'.....

bangunan-bangunan yang berdiri di atas kompleks itu adalah Al-Aqsha', sedangkan Al-Aqsha' berada di sebuah tanah yang disebut Al-Quds (Kudus) atau orang Yahudi menyebutnya Ha-Qedesy... bagi orang Yahudi, Eretz Yisyra'el (Tanah Israel) membentang dari selatan Lebanon dan utara Yordania serta barat Syria, lalu berpusat di Tzi'on (Sion), dimana di situlah Ha-Qedesy berada dan di atasnya (kompleks Al-Aqsha') disebut Bet Ha-Miqdasy.... dalam Islam, seluruh wilayah itulah disebut Haram Asy-Syarif...

berbagai SUMBER
Continue Reading »

Rabu, 02 Februari 2011

masjid al-aqsha akan segera dihancurkan

Departemen wakaf dan agama pemerintahan Hamas Palestina di jalur Gaza memperingatkan bahwa ada kelompok-kelompok ekstrimis Freemasonry yang beroperasi secara rahasia di Amerika, dengan memberikan tekanan yang kuat untuk mempercepat penghancuran Masjid Al-Aqsha.

Peringatan ini datang setelah bocornya rencana rahasia kelompok-kelompok masonik Amerika yang ingin menghancurkan dan membongkar masjid Al-Aqsha secara maksimum - dari apa yang mereka sebut sebagai rahasia dari "Segel Sulaiman."

Dalam sebuah pernyataan yang diterima IOL, pada hari Selasa kemarin (12/1) Menteri Wakaf di Gaza, Dr Talib Abu Sha'ar mengatakan: "Kelompok-kelompok Masonik ini telah melakukan penetrasi ke Amerika lewat orang Amerika sendiri, dan hal itu menunjukkan ritual agama mereka."

Freemasonry mendefinisikan dirinya sebagai gerakan spiritual yang membutuhkan "kemajuan manusia", tapi gerakan ini telah banyak mendapat kritikan di banyak negara; sebagai akibat dari kerahasiaan kegiatan mereka, mereka dituduh sebagai gerakan terbesar yang berjuang untuk pemikiran agama yang sekuler, untuk alasan tersebut gerakan ini telah dilarang di dunia islam dan Universitas Islam Al-Azhar telah mengeluarkan fatwa Haram keberadaannya di Mesir.

Mengutip surat kabar Washington Post baru-baru ini - menginformasikan bahwa sumber-sumber AS mengatakan bahwa kelompok-kelompok ekstremis Yahudi Freemasonry, yang beroperasi secara rahasia di Amerika Serikat, telah memberikan tekanan yang kuat untuk mempercepat penghancuran Masjid Al Aqsha.

Menteri Wakaf menyatakan bahwa kelompok-kelompok ekstremis Freemasonry telah menyatakan lebih dari sekali melalui berbagai media bahwa masjid Al-Aqsha akan dihancurkan segera, dan ia menyerukan kepada seluruh bangsa Arab dan umat Islam serta pemerintah negara-negara Islam di dunia untuk peduli terhadap masalah ini.
Continue Reading »

Minggu, 09 Januari 2011

Masjid AL-AQSA Sebenarnya

Continue Reading »

Rabu, 01 Desember 2010

Akibat Galian Israel, Dasar Masjid Al Aqsa Mulai Runtuh

jpnews-sy.com
Duh, Dasar Masjid Al Aqsa Mulai Runtuh
Ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID,  JERUSAELEM--Yayasan Aqsha untuk Wakaf dan Warisan melaporkan dua hari yang lalu dasar Masjid Aqsa mulai runtuh.  untuhnya pondasi itu disebabkan karena penggalian di bawah masjid pada kedalaman yang tak diketahui yang dilakukan pihak Israel.

Dalam sebuah pernyataan mereka menyerukan penyelidikan insiden berulang runtuhnya pondasi di sekitar Masjidil Aqsha dan penyebab keretakan yang telah muncul dalam struktur masjid dan sekitarnya. "Semua bukti menunjukkan adanya lubang digali oleh pendudukan Israel di bawah dan di sekitar Masjidil Aqsa."

Yayasan ini mendokumentasikan insiden melalui foto dan video pada hari Sabtu, tetapi ditunda penerbitan untuk melakukan pengujian lebih lanjut dan memastikan data.

Sebuah tim mengunjungi masjid pada Sabtu untuk memeriksa kondisi tanah di sekitar situs pohon tua yang gugur minggu lalu.  Namun temuan mereka sungguh di luar dugaan, yaitu adanya rongga pada jarak enam meter dari pohon yang hanya ditutupi dengan ranting-ranting pohon dan koran bekas. Di bawahnya adalah batu beton yang mencurigakan yang tergeletak miring.

Penyidik menemukan di dekat situs itu ada lubang selebar 50 cm persegi, namun mereka tidak dapat mengidentifikasi seberapa dalam lubang sebenarnya.

Tim inspeksi menyatakan insiden terulangnya keruntuhan dan kerusakan di masjid ini adalah akibat pasukan Israel yang telah menggali di bawah situs suci.

Dalam dua tahun terakhir yayasan menemukan keruntuhan di lantai Masjid Aqsa, sebuah pohon besar yang roboh  di dekat Gerbang Qattanein, dan retak pada bangunan di dekat pohon. Israel melakukan penggalian lubang di bawah bidang Mutahhara terletak di perbatasan barat masjid, dan menyebabkan retak di gedung Marwani, retak pada bangunan di atas pintu gerbang di bagian utara masjid. Penggalian juga dilakukan di bagian barat dan selatan masjid.
Continue Reading »

Senin, 29 November 2010

Jika Al Aqsha dihancurkan, maka tempat Suci Yahudi juga akan Dihancurkan

December 13th, 2010
ImageSekelompok mahasiswa Iran mengancam akan menghancurkan makam Ratu Ester dan Mordechai (keduanya dihormati oleh kalangan yahudi) jika Israel berani menyebabkan kerusakan terhadap masjid Al-Aqsha di Yerusalem, Ynet melaporkan Ahad kemarin (12/12).
Menurut tradisi yahudi, makam tersebut terletak di kota Hamadan Iran barat.
Para mahasiswa, yang berkumpul di Bu-Ali Sina University di Hamadan, mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Kami, mahasiswa basijis … memperingatkan para pemimpin rezim Zionis jika mereka menyerang Masjid Al-Aqsha dengan cara apapun kami akan menghancurkan makam ini. “
Kantor berita Iran mengatakan para pemrotes adalah anggota mahasiswa Basij atau milisi Syi’ah garis keras.
Tempat suci yahudi di Hamadan untuk memperingati Ester, seorang perempuan Yahudi muda yang menikah dengan Raja Achaemenid Xerxes, lima abad sebelum Yesus, dan meyakinkan Ester untuk memungkinkan orang-orang Yahudi untuk menetap bebas di kekaisaran Persia.
Iran memiliki komunitas Yahudi terbesar di Timur Tengah – 20.000 sampai 25.000 jiwa dengan perkiraan yang berbeda – setelah Israel, dan kuil ini dikunjungi oleh banyak peziarah Yahudi setiap tahun.
Iran juga tempat bagi makam nabi Daniel Yahudi, yang menurut tradisi alkitabiah.
Republik Syiah Iran tidak mengakui Israel dan Presiden Mahmud Ahmadinejad telah menarik kecaman internasional oleh serangan pedas nya terhadap negara Yahudi dan menyebut peristiwa Holocaust sebagai “mitos.”
Beberapa konstruksi dan proyek arkeologi di sekitar Masjid Al-Aqsha, yang diklaim Yahudi sebagai Gunung Kuil dan bagi umat Islam sebagai Haram al-Syarif telah menjadi masalah dari dunia Islam di mana Israel saat ini sedang membahayakan situs suci tersebut.
Continue Reading »

Selasa, 09 November 2010

Masjid Al-Aqsha Dihancurkan

Assalamu''alaikum Wr. Wb,
Ustadz semoga dalam keadaan sehat-sehat.. Maaf sebelumnya saya menulis ini karena saya bingung dan harus bagaimana dan apa yang harus saya lakukan?
Setelah membaca berita tentang kekejaman Zionis Israel dalam meruntuhkan masjid Al-- Aqsa kiblat pertama umat Islam. Kita semua pasti tidak rela kalau Masjid Al-Aqsa dihancurkan.
Mohon saran dan nasehatnya, semoga Allah memberikan kekuatan dan kesabaran bagi saudara-saudara kita yang skrg berjuang mempertahankan al--Aqsa.
Jazakallah
Wassalamu''alaikum Wr. Wb

jawaban

Assalamu ''alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Kalau kita punya iman dan tsiqah yang kuat kepada Allah SWT, sesungguhnya musuh-musuh Allah itu sangat lemah, kecil dan tidak berdaya. Karena Allah pasti akan menolong kita dan menguatkan pijakan kita.
Hai orang-orang mu''min, jika kamu menolong Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.(QS. Muhammad: 7)
Kalau sekarang ini kelihatannya mereka begitu berkuasa dan semena-mena, ketahuilah bahwa sifatnya hanya sementara saja. Bahkan kalau kita buka lembaran sejarah muslim - yahudi, kita dapati bahwa selama 14 abad terakhir ini, justru umat Islam berada di atas kekuasaan dan kebesaran. Sedangkan yahudi berada di bawah sebagai umat yang lemah tak berdaya.
Bahkan yahudi adalah kelompok masyarakat yang selama ini dibenci oleh banyak bangsa dan peradaban di dunia. Mereka diusir dari satu negeri ke negeri yang lain. Bahkan di Jerman sampai muncul kekuatan anti yahudi.
Kalau yahudi sekarang ini sedang berkuasa di Palestina dan ingin menghancurkan masjid Al-Aqsha, ketahuilah bahwa kejadian ini bersifat sementara saja. Kami yakin 100% bahwa tidak lama lagi kekuatan yahudi segera tumbang. Cita-cita untuk mendirikan Israel Raya hanya sekedar mimpi yang tidak akan pernah terkabul, insya Allah.
Buktinya, cita-cita itu sudah berusia ribuan tahun, tapisampai sekarang, untuk sekedar bernafas legapun tidak bisa. Sebentar-sebentar teman-teman kita dari Hamasmeledakkan perumahan mereka. Kehidupan macam apa yang sebentar-sebentar diancam dengan bom syahid?
Buat banyak penduduk di pemukiman yahudi di sana, hidup tak lebih dari neraka. Banyak di antara mereka yang akhirnya sadar bahwa apa yang rezim penguasa yahudi lakukan tidak lain hanyalah sebuah obsesi yang terlalu mahal harganya.
Sesungguhnya kalau kita merasa sakit dengan kejadian sekarang ini, ketahuilah yahudi pun ikut merasa sakit juga. Persis sebagaimana Allah SWT berfirman:
Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka. Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan, sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.(QS. An-Nisa'': 104)
Kalau kita khawatir mendengar Al-Aqsha dibuldozer, para yahudi di sana bahkan kehilangan nafsu makan. Karena setiap saat, diri mereka, isteri dan anak-anak merekabisa saja tiba-tibajadi serpihan daging yang berceceran. Siapa yang berani melawan bom syahid para mujahidin Palestina?
Bagi yahudi, tidak ada pasukan yang paling ditakuti di dunia dan dari luar angkasa sekalipun, kecuali pasukan Muhammad SAW. Karena hanya pasukan inilah satu-satunya yang pernah melumat habis dan mengusir pergi kelompok yahudi laknatullah dari kota Madinah dan Khaibar.
Pasukan ini tidak pernah takut mati, tetapi justru merindukan mati syahid. Surga sudah melambai-lambai memanggil mereka. Buat apa hidup di bawah jajahan Israel, lebih baik segera menemui Allah SWT dan menikmati hidup abadi di surga. Allahu akbar!!!
Seandainya TNI dan semua prajuritnya punya mental seperti ini, pastilah TNI jadi tentara nomor wahid di dunia. Sebab kekuatan sebuah pasukan tidak semata diukur dari senjata, melainkan dari nyali. Lihatlah bagaimana pasukan AS ''keok'' di Iraq, bukankah mereka punya teknologi mutakhir? Tapi semua itu tidak ada artinya, kalau orang yang pegang senjata hanyalah sekumpulanbadut pengecut yang takut maut.
Tentara Israel ternyata jauh lebih pengecut lagi. Mereka hanya mampu membuat senjata dan memainkannya dari balik tembok.Kalau urusanperang bertemu langsung dengan lawan, adanya di nomor buncit, alias paling belakang.
Maka janganlah kecil hati saudaraku, insya Allah teman-teman kita di Palestina sudah siap perang sampai tetes darah penghabisan. Kita bantu doa, dana serta opini. Yang terakhir ini sangat penting, karena masih banyak muslimin saudara kita yang tidak tahu apa arti jihad melawan yahudi Israel.
Masih banyak keluarga kita yang bersikap masa bodo dengan problematika dunia Islam. Bahkan ada yang tega-teganya memfitnah pejuang muslim Palestina dan mengatakannya sebagai teroris, astaghfirullah-azhdim!!
Mari kita sadarkan teman-teman kita di sini, siapa lagi yang punya peran itu, kalau bukan kita. Kita kampanyekan bahwa jihad saudara kita di Palestina adalah jihad suci, yang perlu kita bantu dari segala sisi. Bukan sekedar mati konyol sebagaimana black campagne dari musuh-musuh Islam.
Dan ingat juga, bahwa kejadian seperti di Al-Aqsha itu mungkin saja nanti akan terjadi juga di negeri kita. Ada waktunya kita mungkin juga harus berjihad secara pisik, kalau negeri kita misalnya tiba-tiba diserbu tentara kafir yang ingin menghancurkan Islam di negeri ini, dengan dalih apapun. Toh kejadian ini sudah berlangsung di Afghan, Iraq, Libanon dan lainnya. Maka bagaimana dengan Indonesia? Hanya Allah yang tahu, kapan waktunya tiba.

Wallahu a''lam bishshawab, wassalamu ''alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc

http://www.ustsarwat.com/web/ust.php?id=1170911872
Continue Reading »

Sabtu, 02 Oktober 2010

Sinagog Kharab; Awal Tanda Kehancuran Masjid Al-Aqsa?

Sejak awal tahun 2010, terasa sekali berbagai indikator yang muncul terkait rencana Yahudisasi Al-Quds. Lihatlah, intensitas aksi serangan Yahudi radikal ke Masjid Al-Aqsa yang berulangkali terjadi hingga tentara Israel berani melontarkan tembakan gas air mata dan peluru karet ke arah pintu ruang utama Masjid yang disebut Masjid Al-Qibali. Hingga persitiwa menghebohkan yang terjadi, peresmian Sinagog terbesar bernama Kharab.
Sebuah kajian dari Al-Quds International Institution menyebut Zionis memang ingin aksi lebih konkret di tahun 2010 ini. Terlebih dengan latar belakang pengalaman buruk yang dialami Zionis Israel paska kegagalan perang atas Lebanon, setelah keterpurukan luar biasa karena tak mampu mengalahkan Hamas di Gaza, juga kegagalan melakukan Yahudisasi atas Al-Quds sepanjang 43 tahun. Terjadi pula beberapa perubahan paradigma komunitas Yahudi, dari yang menganggap kesucian sejarah Yahudi ada di area Masjid Al-Aqsa dan menyebutnya sebagai lokasi sakral bagi Yahudi. Dan perubahan paradigma sebagian Yahudi yang menganggap Kuil III tak perlu dibangun di atas tanah Masjid Al-Aqsa.

Rangkaian peristiwa itu mendorong Zionis Israel berkeras untuk bisa mewujudkan target kejahatannya secara lebih terukur. Dan itulah yang dirasakan langsung oleh Al-Quds sejak awal tahun 2009, bersamaan dengan aksi gila militer Israel atas Gaza. Tahun 2009 menjadi tahun derita paling berat bagi umat Islam, Masjid Al-Aqsa dan Al-Quds, mengingat terlampau seringnya tentara Israel menyerang Masjid Al-Aqsa dan terlampau banyaknya penduduk Al-Quds yang diusir dan dikuasai Israel tanah serta rumah mereka.

Mengenal Bahaya Sinagog Kharab
Sinagog Kharab adalah bangunan sinagog terbesar milik Israel yang berjarak beberapa puluh meter saja dari Masjid Al-Aqsa. Kisah tentang sinagog ini sesungguhnya sudah bermula sejak tahun 2001. kala itu, Zionis Israel menetapkan pembangunannya dengan asumsi biaya tak kurang dari 12 juta dollar, yang sudah terkumpul dari subsidi Israel dan berbagai konglomerat Yahudi di seluruh dunia.

Pembangunannya sendiri baru dimulai di tahun 2006, usai digambarkan peta lokasi dan konstruksi bangunannya secara utuh berdasarkan peta sebuah sinagog yang hancur di tahun 1948. Israel, melalui keterangan resmi mereka, menjelaskan misi pengelolaan Sinagog Kharab melalui sebuah lembaga bernama “Dana Budaya Tembok Ratapan.”
Sinagog yang letaknya bersebelahan dengan Masjid Al-Umari, di atas tanah wakaf yang diberikan penduduk Palestina itu, memiliki tinggi bangunan 24 meter dan kubahnya memiliki 12 jendela. Dengan kubah warna putih, keberadaan sinagog sangat mencolok bila dilihat dari lokasi Masjid Al-Aqsa. Apalagi bila diketahui jaraknya memang dekat dengan tembok sisi barat Masjid Al-Aqsa, yang di sisinya adalah Masjid Al-Umari, sebuah masjid bersejarah milik umat Islam yang ditutup oleh Zionis Israel. Konstruksi bangunan kubah Sinagog yang besar dan berwarna putih juga menunjukkan untuk kian menyamarkan simbol Masjid Al-Aqsa dan Masjid Qubbatu Shakhrah (kubah emas) yang ada di Al-Quds.
Tiga bulan sebelum akhirnya diresmikan pada 16 Maret 2010, berbagai media massa Zionis Israel sudah gencar mengangkat informasi peresmian Sinagog Kharab ini. Media-media massa Israel telah menyebutkan bahwa proyek pembangunan Sinagog Kharab itu akan rampung di pertengahan bulan Maret 2010. Dan, sesuai banyak artikel yang dimuat di harian Haaretz berbahasa Ibrani, peresmian Sinagog Kharab adalah langkah fenomenal Yahudi sebagai tanda mereka berhasil mengukuhkan Al-Quds sebagai ibukota Israel, keberhasilan penting Yahudisasi Al-Quds, dan sinagog itu akan menjadi simbol penting bagi ritual Yahudi di Al-Quds. Seiring dengan informasi peresmian Sinagog Kharab, atau sejak awal tahun 2010, beragam kelompok ortodoks Yahudi pun melakukan sejumlah aksi “pemanasan” dengan beberapa kali menggelar ritual di halaman masjid, meski harus berhadapan dengan pemuda Palestina yang mencoba menghalangi mereka. Tapi aksi-aksi itu bisa dikatakan berhasil karena didukung oleh aparat polisi dan tentara Israel. bersambung ke Sinagog Kharab; Awal Tanda Kehancuran Masjid Al-Aqsa? (2) 

[Sumber: Majalah Tarbawi edisi 225]
Continue Reading »

Kamis, 09 September 2010

Sejarah Mesjid Al-Aqsa di Yerusalem, Pendirian Hingga Bahaya Kehancurannya

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al-Isra ayat 1)

Ayat di atas adalah bukti kesucian Mesjid Al-Aqsa dan Yerusalem, kota tempat mesjid itu didirikan sebagai tempat yang disucikan bagi umat Islam sedunia, sebagaimana Mekah yang disucikan karena terdapat Baitullah atau Kabah di dalamnya. Selain itu dari Mesjid Al-Aqsa inilah Rasulullah Saw bermiraj menghadap Allah Swt untuk menerima perintah shalat, dan kemudian dijadikan arah tujuan shalat (kiblat) pertama sebelum kemudian dialihkan ke Kabah di Mekah berdasarkan perintah Allah pada surat Al-Baqarah ayat 144.

Sebagai kota suci bagi umat Islam, kota Yerusalem beserta mesjid Al-Aqsa-nya telah dinodai oleh kejahatan Pemerintah Israel yang bermaksud menguasai dan menghancurkannya, dan mendirikan tempat ibadah mereka di atas reruntuhannya, meskipun keyakinan tradisional mereka melarang untuk beribadah di wilayah itu.

Kesucian Mesjid Al-Aqsa bukan hanya karena pernah dijadikan arah kiblat pertama dan tempat ibadah bagi kaum Muslimin, tapi ia merupakan simbol harga diri umat Islam di mata dunia. Sudah selayaknya kaum Muslimin seluruh dunia membela kesuciannya, dengan mempertahankan keberadaannya.



Berikut ini sejarah kota Yerusalem dan Mesjid Al-Aqsa yang berada di dalamnya.

4000 – 3000 SM (Zaman Tembaga)

Sebelum bernama Yerusalem kota ini bernama Ofel dengan penemuan arkeologi berupa keramik



3000 – 2800 SM (Awal Zaman Perunggu)

Ditemukan bukti-bukti keberadaan pemukiman tetap



2600 SM

Diyakini para ahli bahwa kota ini didirikan oleh masyarakat Semitik Barat dengan pemukiman yang terorganisir.



Abad ke-9 SM

Menurut Teks Kebencian (Execration Texts), atau disebut juga Daftar Pelarangan, adalah teks-teks keramat Mesir kuno yang berisi nama-nama orang yang dibenci atau musuh negara, kota itu disebut dengan nama Roshlamem atau Rosh-ramen.



1000 SM

Yerusalem ditaklukkan oleh Raja Daud dari tangan orang Yebus dan dijadikan ibukota Kerajaan Israel.



970 SM

Masa akhir kekuasaan Raja Daud (Nabi Daud As), kemudian dilanjutkan oleh anaknya Salomo (Sulaiman As) yang membangun Bait Suci di Gunung Moria. Bait Salomo (kemudian dikenal sebagai Bait Pertama), memainkan perang penting dalam sejarah bangsa Yahudi sebagai tempat singgahnya Tabut Perjanjian (Ten Commandments atau 10 Firman Tuhan yang diterima oleh Nabi Musa).



930 M

Raja Sulaiman wafat. 10 suku utara memisahkan diri membentuk kerajaan Israel. Di bawah wangsa (dinasti) Daud dan Sulaiman, Yerusalem menjadi ibukota Kerajaan Yehuda.



722 SM

Bangsa Assyria menaklukkan Kerajaan Israel, Yerusalem dikuatkan oleh serombongan besar pengungsi dari kerajaan utara. Periode Bait Pertama berakhir sekitar tahun 586 SM, saat bangsa Babilonia menaklukkan Yehuda dan Yerusalem, dan menelantarkan Bait Salomo.



587 M

Masa 450 tahun dari 970 SM Yerusalem menjadi ibukota politik Kerajaan Israel bersatu, sedang Kerajaan Yehuda dan Baitnya menjadi pusat keagamaan bangsa Israel. Era ini dikenal dalam sejarah sebagai Periode Bait Pertama.


538 M

Setelah lima puluh tahun dalam pembuangan ke Babilonia, Raja Persia Koresh Agung mengajak orang Yahudi untuk kembali ke Yehuda membangun Bait. Pembangunan Bait Kedua selesai di tahun 516 SM, selama kekuasaan Darius Agung, 70 tahun setelah hancurnya Bait Pertama.



455 SM

Raja Artaxerxes I dari Persia mengeluarkan dekrit yang mengizinkan kota dan tembok dibangun kembali. Yerusalem kembali menjadi ibukota Yehuda dan pusat peribadatan orang Yahudi. Saat pengasa Makedonia Aleksander Agung menaklukkan Kekaisaran Persia, Yerusalem dan Yudea jatuh ke tangan Makedonia, segera setelahnya jatuh ke kekuasaan Dinasti Ptolemaik di bawah Ptolemy I.



198 SM

Ptolemy V kehilangan Yerusalem dan Yudea dari bangsa Seleukus di bawah Antiochus III. Kekaisaran Seleukus yang berusaha mengisi Yerusalem sebagai polis yang dihelenisasi menjadi gawat di tahun 168 SM dengan keberhasilan penuh Revolusi Makabe Mattathias sang Pendeta Tinggi dan kelima putranya atas Antiochus Epiphanes, dan terbentuknya Kerajaan Hasmonea mereka di tahun 152 SM dengan Yerusalem kembali sebagai ibukotanya.



6 M

Saat Roma menjadi semakin kuat, Herodes diangkat sebagai raja boneka Yahudi. Herodes Agung mengabdikan dirinya untuk membangun dan memperindah kota. Dia membangun tembok, menara, dan kuil, dan memperluas Bukit Bait, menopang halaman istana dengan balok batu yang beratnya mencapai 100 ton. Selama Herodes berkuasa, wilayah Bukit Bait bertambah luas. Di tahun ini, kota dan wilayah-wilayah di sekitarnya oleh penguasa Romawi dijadikan sebagai Provinsi Iudaea dan keturunan Herodes hingga Agrippa II masih memangku gelar raja boneka Yudea hingga 96 M.



70 M

Penguasa Romawi atas Yerusalem dan wilayah sekitarnya mulai tertantang dengan adanya Perang Yahudi-Romawi pertama, yang menyebabkan kehancuran Bait Kedua.



132

Dimulainya pemberontakan orang Yahudi terhadap penguasa Romawi yang dikenal dengan Revolusi Bar Kokhba, dan selama tiga tahun pemberontakan itu Yerusalem sekali lagi menjadi ibukota dari Yudea.



135

Orang-orang Romawi terus menekan revolusi di tahun 135. Kaisar Hadrianus meromawisasi kota dan mengganti namanya menjadi Aelia Capitolina, dan melarang orang Yahudi memasukinya. Hadrianus mengganti keseluruhan nama Provinsi Iudaea menjadi Syria Palaestina menurut kata Filistin dalam Alkitab untuk menjauhkan orang Yahudi dari negara mereka. Larangan orang Yahudi memasuki Aelia Capitolina berlanjut hingga abad ke-4 M.



Abad ke-4

Lima abad setelah revolusi Bar Kokhba, kota masih berada dibawah kekuasaan Romawi kemudian Bizantium. Selama abad ke-4, Kaisar Romawi Konstantin I membangun tempat-tempat Kristen di Yerusalem seperti Gereja Makam Kudus. Luas wilayah dan populasi Yerusalem mencapai puncak di akhir Periode Bait Kedua: Kota mencakup dua kilomoter persegi dan memiliki populasi 200.000. Dari dari-hari Konstantin hingga abad ke-7, Yerusalem dilarang bagi orang Yahudi.

Dalam rentang beberapa dekade, Yerusalem berganti penguasa dari Romawi menjadi Persia dan kembali dikuasai Romawi sekali lagi. Dengan adanya tekanan Khosrau II dari Sassania di awal abad ketujuh terhadap Bizantium hingga ke Syria, Jendral Sassania Shahrbaraz dan Shahin menyerang kota yang dikendalikan Bizantium, Yerusalem (bahasa Farsi: Dej Houdkh). Mereka



614

Pada pengepungan Yerusalem, setelah 21 hari peperangan tanpa ampun, Yerusalem direbut. Riwayat Bizantium menceritakan bahwa tentara Sassana dan orang Yahudi membantai puluhan dari ribuan orang Kristen di dalam kota, ini menjadi episode yang masih diperdebatkan para sejarawan. Kota yang ditaklukkan masih berada di tangan Sassania hingga sekitar lima belas tahun saat Kaisar Bizantium Heraklius merebutnya kembali di tahun 629.



621

Masjid Al-Aqsa atau disebut juga Bait Al-Muqaddas (Al-Quds) artinya rumah suci. Sedangkan pengertian Masjid Al-Aqsa adalah mesjid terjauh. Atau oleh Nabi Muhammad Saw disebut juga mesjid berkubah biru.

Mesjid Al-Aqsa ini terletak di Kota Yerusalem Timur atau dikenal dengan nama wilayah Al-Haram Asy-Syarif bagi umat Islam atau Har Ha-Bayit (Bukit Bait Allah atau Temple Mount/Kuil Bukit) bagi umat Yahudi dan Nasrani. [2] Mesjid ini berukuran 1/6 dari seluruh area Al-Haram Asy-Asyarif di dalam tembok Kota Lama Yerusalem. Ketika Rasul melakukan Isra pengertian Al-Aqsa adalah keseluruhan wilayah Al-Haram Asy-Syarif ini, sedangkan bangunan Mesjid Al-Aqsa seperti sekarang ini secara permanen dibangun oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Kekhalifahan Umayyah (Dinasti Bani Umayyah) pada tahun 66 H dan selesai tahun 73 H.

Bait yang pertama kali dibangun oleh Raja Sulaiman ini menjadi tempat singgahnya 10 Firman Tuhan, di sini juga Nabi Isa As. menerima wahyu kenabian, dan setelah itu dijadikan persinggahan Nabi Muhammad Saw sebelum Mi’raj ke langit. Masjid Al-Aqsa kemudian merupakan tempat suci ketiga setelah Mekah dan Madinah, dan pernah dijadikan arah kiblat shalat umat Islam selama 13 tahun penyebaran Islam di Mekah dan 17 bulan setelah hijrah di Madinah.



638

Di tahun 638, Kekhalifahan Islam membentangkan kekuasaannya hingga Yerusalem. Dengan adanya penaklukkan Arab, orang Yahudi diizinkan kembali ke kota. Khulafaur Rasyidin Umar bin Khattab menandatangani kesepakatan dengan Patriakh Kristen Monofisit Sophronius untuk meyakinkan dia bahwa tempat-tempat suci dan umat Kristen Yerusalem akan dilindungi di bawah kekuasaan orang Muslim. Umar memimpin dari Batu Fondasi di Bukit Bait, yang sebelumnya telah ia bersihkan untuk mempersiapkan bangunan masjid. Menurut uskup Gaul Arculf, yang tinggal di Yerusalem dari 679 hingga 688, Masjid Umar merupakan bangunan kayu persegi yang dibangun di atas sisa-sisa bangunan yang dapat menampung 3.000 jamaah. Khalifah Abdul Malik dari Umayyah mempersiapkan pembangunan Kubah Shakhrah (Dome oh the Rock) pada akhir abad ke-7. Sejarawan abad ke-10 al-Muqaddasi menulis bahwa Abdul Malik membangun altar untuk menyelesaikan kemegahan gereja-gereja monunental Yerusalem. Selama lebih dari empat ratus tahun berikutnya, ketenaran Yerusalem berkurang saat wilayah itu direbut dan menjadi wilayah kekuasaan Arab.

Kubah Al-Shakhrah inilah yang kemudian diperkenalkan oleh Israel kepada dunia internasional sebagai Masjid Al-Aqsa untuk menipu umat Islam dunia, dan menjauhkannya dari pengetahuan dan pengawasan kaum Muslimin. Kubah ini letaknya di dalam wilayah yang sama dengan Masjid Al-Aqsa atau di area Al-Haram Asy-Syarif.

Tujuan utama media Yahudi menyamarkan Masjid Sakhra (Dome of the Rock) sebagai Masjid Aqsa adalah agar Yahudi bisa menghancurkan Al Aqsa dan membangun “Solomon Temple” (Kuil Sulaiman) pada bekas reruntuhan Al Aqsa. Umat Yahudi meyakini dalam Kitab Perjanjian Lama (Taurat) bahwa akan datang di akhir zaman seorang yang mereka anggap sebagai dewa penolong Yahudi yang dinamakan “Messiah” (Al Masih, dalam bahasa Arab) apabila mereka mengadakan ritual agama di Solomon Temple dengan mempersembahkan sapi betina berwarna merah (Al Baqarah). (The Guardian Magazine).



1099

Tahun 1099, penguasa Fatimiyah mengusir penduduk Kristen asli sebelum Yerusalem ditaklukkan oleh Tentara Salib. Tentara Salib sendiri kemudian membantai sebagian besar penduduk Muslim dan Yahudi; lalu Tantara Salib membuat Kerajaan Yerusalem. Pada awal Juni 1099 populasi Yerusalem menurun dari 70.000 hingga kurang dari 30.000.



1187

Kota Yerusalem direbut dari Tentara Salib oleh Saladin atau Salahuddin Al-Ayyubi yang mengizinkan orang Yahudi dan Muslim kembali dan bermukim di dalam kota. Di bawah pemerintahan Dinasti Ayyubiyyah, Salahuddin Al-Ayyubi, periode investasi besar dimulai dengan pembangunan rumah-rumah, pasar, kamar-mandi umum, dan pondok-pondok bagi peziarah, begitu pula ditetapkannya sumbangan keagamaan. Meski demikian, selama abad ke-13, Yerusalem turun status menjadi desa karena jatuhnya nilai strategis kota perjuangan Ayyubiyyah yang gagal.



1244

Tahun 1244, Yerusalem dikepung oleh Kharezmian bangsa Tartar, yang mengurangi penduduk Kristen kota dan mengusir orang Yahudi. Khwarezmia dari bangsa Tatar diusir oleh Ayyubiyyah tahun 1247. Dari 1250 hingga 1517, Yerusalem dikusasai oleh Mamluk. Selama periode ini banyak pertentangan terjadi antara Mamluk di satu sisi dan tentara salib dan suku Mongol di sisi lain. Wilayahnya juga terimbas dari banyak gempa dan wabah hitam.



1517

Yerusalem dan sekitarnya jatuh ke tangan Turki Ottoman yang masih mengambil kendali hingga 1917. Yerusalem menikmati periode pembaruan dan kedamaian di bawah kekuasaan Suleiman I – termasuk pembangunan ulang tembok-tembok yang mengelilingi Kota Tua. Selama masa penguasa-penguasa Ottoman, Yerusalem berstatus provinsi, jika dalam hal keagamaan kota ini menjadi pusat yang sangat penting, and tidak menutup diri dari jalur perdagangan utama antara Damaskus dan Kairo. Orang-orang Muslim Turki melakukan banyak pembaharuan: sistem pos modern diterapkan oleh berbagai konsulat; penggunaan roda untuk mode transportasi; kereta pos dan kereta kuda, gerobak sorong dan pedati; dan lentera minyak, merupakan tanda-tanda awal modernisasi di dalam kota. Pada paruh abad ke-19, bangsa Ottoman membangun jalan aspal pertama dari Jaffa hingga Yerusalem, dan pada 1892 jalur rel mulai mencapai kota.



1831

Setelah aneksasi Yerusalem oleh Muhammad Ali dari Mesir, misi dan konsulat asing mulai menapakkan kakinya di kota. Tahun 1836, Ibrahim Pasha mengizinkan penduduk Yahudi Yerusalem memperbaiki empat sinagoga besar, termasuk di antaranya Sinagoga Hurva.



1834

Saat Revolusi Arab di Palestina, Qasim al-Ahmad memimpin penyerangan dari Nablus dan menyerang Yerusalem, dibantu oleh klan Abu Ghosh, dan memasuki kota pada 31 Mei 1834. Orang Kristen dan Yahudi di Yerusalem menjadi target penyerangan. Tentara Mesir Ibrahim menaklukkan serangan Qasim di Yerusalem bulan berikutnya.



1840



Kekuasaan Ottoman kembali lagi di tahun 1840, namun banyaknya orang Islam Mesir yang ada di Yerusalem dan orang Yahudi dari Algeria dan Afrika Utara yang berdatangan menyebabkan meningkatnya jumlah populasi di dalam kota. Di tahun 1840-an dan 1850-an, kuasa internasional mulai tarik tambang di Palestina saat mereka meminta perpanjangan perlindungan atas umat beragama minoritas di dalam negeri, sebuah perjuangan yang diangkat terutama oleh wakil konsuler di Yerusalem. Menurut konsul Prussia, populasi di tahun 1845 adalah 16.410 dengan 7.120 orang Yahudi, 5.000 Muslim, 3.390 Kristen, 800 tentara Turki dan 100 orang Eropa. Volume peziarah Kristen semakin meningkat selama kekuasaan Ottoman, dan menyebabkan populasi kota bertambah menjadi dua kali lipat selama Paskah.



1860



Pemukiman baru mulai berkembang di luar tembok Kota Tua sebagai tempat menetap para peziarah dan untuk mengurangi tingkat kepadatan dan sanitasi yang buruk di dalam kota. Kamp Rusia dan Mishkenot Sha'ananim didirikan di tahun 1860. Tahun 1867 Misionaris Amerika melaporkan populasi kira-kira Yerusalem 'diatas' 15.000 yang terdiri dari: 4.000 hingga 5.000 orang Yahudi dan 6.000 umat Muslim. Setiap tahun ada sekitar 5.000 hingga 6.000 Peziarah Kristen Rusia.



1917

Setelah Pertempuran Yerusalem, Tentara Britania dipimpin General Edmund Allenby mengepung kota, dan di tahun 1922, LBB (Liga Bangsa-bangsa bentuk pertama PBB, Persatuan Bangsa-bangsa) pada Konferensi Lausanne mempercayakan Britania Raya untuk mengatur Mandat bagi Palestina.

Dari tahun 1922 hingga tahun 1948 total populasi kota meningkat dari 52.000 menjadi 165.000 dengan dua pertiganya orang Yahudi dan sepertiga orang Arab (umat Muslim dan Kristen). Situasi antara orang Arab dan Yahudi di Palestina tidak tenang. Di Yerusalem, kerusuhan terjadi tahun 1920 dan tahun 1929. Di bawah pemerintahan Britania, taman-taman baru dibuat di pinggir kota di bagian utara dan barat kota dan institusi pendidikan tinggi seperti Universitas Ibrani didirikan.

Saat masa jabatan Mandat Britania untuk Palestina berakhir, Rencana Pembagian Palestina oleh PBB tahun 1947 mengusulkan “pembuatan rezim internasional khusus di Kota Yerusalem, mengesahkannya sebagai corpus separatum di bawah administrasi PBB”. Rezim internasional (yang juga termasuk kota Bethlehem) tetap berlaku selama satu periode berkisar sepuluh tahun, kemudian sebuah referendum diadakan untuk memutuskan rezim masa depan kota. Namun, rencana ini tidak dilaksanaan karena perang tahun 1948 meletus, sementara Britania menarik diri dari Palestina dan Israel menyatakan kemerdekaannya. Perang memicu pemindahan populasi Arab dan Yahudi di kota. 1.500 penduduk Perempat Yahudi di Kota Tua terusir dan beberapa ratus dipenjara saat Legiun Arab mengepung Perempat itu pada 28 Mei. Legiun Arab juga menyerang Yerusalem Barat dengan sniper.



1948

Tanah tak berpemilik antara Yerusalem Barat dan Timur mulai diurus pada November 1948: Moshe Dayan, komandan tentara Israel di Yerusalem bertemu dengan rekan Yordanianya Abdullah el Tell di sebuah tempat tinggal gurun di lingkungan Musrara Yerusalem dan menandai posisi mereka masing-masing: posisi Israel berwarna merah dan Yordania berwarna hijau. Peta kasar, yang tidak berarti sebagai suatu yang resmi, menjadi garis gencatan senjata final dalam Kesepakataan Gencatan senjata 1949, yang membagi kota dan meninggalkan Gunung Scopus sebagai daerah kantong Israel. Kawat berduri dan pagar beton penghalang dipasang di pusat kota dan tembak-tembakan militer sering pecah di wilayah gencatan senjata. Setelah proklamasi Negara Israel, Yerusalem dideklarasikan sebagai ibukotanya. Yordan yang meaneksasi Yerusalem Timur tahun 1950, memberlakukan hukum Yordania di wilayah itu. Hanya Britania Raya dan Pakistan yang mengakui aneksasi tersebut, yang, terkait Yerusalem, berada atas dasar de facto. Adalah meragukan jika Pakistan dikatakan melakukan pencaplokan terhadap Yordania.

Yordania mengambil kendali tempat-tempat suci di Kota Tua. Bertolak-belakang dengan syarat-syarat perjanjian, orang Israel tidak diperkenankan masuk ke tempat-tempat suci, banyak diantaranya yang dinajiskan. Yordania mengizinkan akses sangat terbatas ke tempat-tempat suci Kristen. Selama periode ini, Kubah Shakhrah dan Masjid al-Aqsa direnovasi besar-besaran.

Para pendoa Yahudi di Tembok hanya mungkin berada di beberapa titik di sepanjang gang sempit di pinggiran wilayah orang-orang Maroko yang padat penduduknya, sebuah daerah yang diwariskan pada abad kedua belas untuk pengikut Saladin oleh putranya Malik al-Afdhal.



1967

Setelah Israel merebut Yerusalem Timur pada Perang Enam Hari di tahun 1967, orang Yahudi dan Kristen diperbolehkan memasuki kembali tempat-tempat suci, sementara Bukit Bait masih menjadi yurisdiksi wakaf Islam. Wilayah orang Maroko yang berbatasan dengan Tembok Barat, dikosongkan dan dihancurkan untuk membuat jalan bagi sebuah plaza bagi mereka mengunjungi dinding. Sejak perang, Israel telah memperluas lingkar kota dan menetapkan lingkar pemukiman Yahudi di tanah kosong sebelah timur Garis Hijau.

Namun, pengambilalihan Yerusalem Timur dikritik oleh dunia internasional. Setelah penyampaian Hukum Yerusalem Israel, yang menyatakan Yerusalem “sepenuhnya dan kesatuan” ibukota Israel, Dewan Keamanan PBB menyampaikan resolusi yang menyatakan terjadi “pelanggaran hukum internasional” dan meminta semua negara-negara anggota menarik semua duta besarnya dari kota.

Status kota ini, khususnya tempat-tempat suci, masih menjadi masalah inti konflik Israel-Palestina. Pemukim Yahudi telah mengambil alih situs-situs bersejarah dan membangun di tanah yang disita dari orang Arab untuk meluaskan kehadiran orang Yahudi di Yerusalem Timur, sementara pemimpin-pemimpin Islam terkemuka mengklaim orang Yahudi tidak memiliki hubungan sejarah dengan Yerusalem, menganggap Tembok Barat yang telah berusia 2500 tahun dibangun sebagai bagian dari masjid. Orang Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibukota negara Palestina di masa mendatang. [1]

Di akhir perang pada Juni 1967, saat pasukan Israel memasuki Kota Tua, pemerintah Israel diberi kesempatan tidak hanya untuk memulihkan keberadaan Yahudi ke kota bertembok namun menciptakan wilayah baru Yahudi yang diperluas, yang terdapat Tembok Barat sebagai pusatnya.



1970



Sekelompok rabi ekstremis – dipimpin oleh Shlomo Goren, yang kemudian menjadi kepala rabi Israel – mulai melobi agar orang Yahudi diizinkan masuk ke kompleks mesjid untuk berdoa, walaupun keputusan rabbi tradisional bertenangan dengan praktek seperti.

Kelompok-kelompok Yahudi segera muncul menuntut lebih: bahwa masjid akan diledakkan untuk mencari jalan untuk pembangunan sebuah kuil ketiga yang akan membawa lebih dekat kepada kedatangan Mesias mereka.

1996

Di saat menjabat perdana menteri, Netanyahu membuka terowongan di Tembok Barat, penggalian lainnya mendekati kompleks masjid, sehingga terjadi bentrokan yang menewaskan 75 orang Palestina dan 15 tentara Israel.

Israel, yang mengatakan masjid berada di atas reruntuhan dua kuil Yahudi kuno, yang dibangun oleh Salomo dan Herodes, mengacu pada situs di Gunung Bait dan telah menyampaikan pengakuan untuk mendapatkan kedaulatan atas wilayah tersebut dalam perundingan damai baru-baru ini.



2000

Sebelumnya kekacauan yang oleh Israel pada otoritas Islam di situs ini telah memicu bentrokan antara polisi Israel dan Palestina. Kunjungan pasukan bersenjata lengkap ke kompleks mesjid oleh Ariel Sharon pada tahun 2000, lama sebelum ia menjadi perdana menteri, untuk menyatakan hak Israel ada memicu Intifada kedua.

Pada perundingan Camp David di tahun 2000, Bill Clinton, kemudian menjadi presiden AS, mengusulkan membagi kedaulatan sehingga Israel akan memiliki kontrol atas “ruang bawah tanah” dari kompleks masjid dan Tembok Barat. Selama pembicaraan Ehud Barak, perdana menteri Israel sekarang, pengamat mengkhawatirkan sebutan atas keseluruhan kompleks Yahudi dengan “Mahakudus”, istilah yang sebelumnya digunakan hanya mengacu pada tempat suci di dalam candi yang telah hancur.

Meskipun undang-undang kemurnian agama Yahudi telah melarang orang Yahudi secara tradisional memasuki Mount Temple (Kuil Bukit), namun semakin banyak rabi Yahudi menuntut agar diizinkan untuk berdoa di dalam kompleks tersebut. Lebih lagi kelompok fanatik yang diketahui mendukung peledakan masjid-masjid dan membangun sebuah kuil ketiga di tempat mereka.



2004

Terjadi kerusakan kecil di jalan batu menuju Gerbang Mughrabi di depan kompleks mesjid oleh sebuah badai kecil. Kerusakan bertambah luas karena Israel membongkar jalan itu kemudian.

Menurut bukti yang ditunjukkan ke pengadilan Yerusalem, saat ini para pejabat Israel menggunakan kerusakan jalan tersebut sebagai dalih untuk membongkarnya enam tahun yang lalu. Tujuannya adalah untuk menggantikan jalan dengan jembatan logam permanen dan kemudian memperluas plaza doa Yahudi ke daerah dimana jalan itu.

Skema ini adalah gagasan Shmuel Rabinowitz, rabi yang bertanggung jawab atas Tembok Barat, yang menyatakan kerusakan jalan pada tahun 2004 adalah sebuah “keajaiban” yang mana Israel ditawari kesempatan untuk menguasai lebih banyak tanah yang dikuasai Islam di Kota Tua .



2007

Rencana Shmuel Rabinowitz itu disetujui oleh sebuah komite menteri khusus yang dipimpin oleh Ehud Olmert, yang kemudian menjadi perdana menteri. Proyek ini juga mendapat dukungan dari Netanyahu, meskipun ia membekukan pekerjaan konstruksinya pada bulan Juli atas perintah pengadilan Yerusalem.

Hakim, Moussia Arad, mengusulkan pada bulan Januari agar jalan dikembalikan, atau paling tidak jembatan mengikuti rute jalan yang tepat, dan semua pendoa dilarang di lokasi. Posisi itu mendapatkan dukungan dari pejabat PBB yang memantau pekerja Israel di Gerbang Mughrabi.

Pendekatan ilmiah untuk penggalian itu disorot pada awal tahun 2007 ketika muncul tiga tahun sebelumnya arkeolog-arkeolog Israel telah menemukan di sebuah situs ruang berdoa muslim dari masa Saladin, berasal dari abad ke-11, tapi penemuan itu tidak dihiraukan.

Pada bulan Februari 2007, ketika Israel membawa alat berat untuk penggalian di Gerbang Mughrabi, ratusan warga Palestina bentrok dengan polisi sementara Gerakan Islam di Israel menggelar demonstrasi besar-besaran. Jihad Islam mengatakan telah menembakkan dua roket Qassam dari Gaza sebagai jawaban, dan Brigade Martir al-Aqsa mengancam akan melakukan serangan jika pekerjaan itu tidak dihentikan.

Otoritas Islam juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa bagian masjid mungkin akan rusak oleh buldoser, dan mesin berat mungkin juga akan menghancurkan Masjid Al-Buraq yang masih belum ditemukan, yang diyakini terletak dekat dengan Gerbang Mughrabi, yang menandai situs di mana Nabi Muhammad menambatkan kudanya pada malam perjalanan dari Mekah menuju Yerusalem (Isra’).

Untuk menenangkan situasi, Israel mengizinkan pakar dari Turki untuk memeriksa penggalian beberapa waktu kemudian. Mereka melaporkan bahwa Israel sedang berusaha mengenyampingkan sejarah Islam di Yerusalem sehingga aspek Yahudi bisa lebih ditonjolkan.



2009



Pada bulan Desember, bertepatan dengan bulan Ramadhan, Israel mulai melakukan penggalian untuk membangun sejumlah terowongan di dekat Mesjid Al-Aqsa. Terowongan-terowongan itu dibangun saling terhubung di bawah lingkungan Arab Silwan, berkedalaman 120 meter, lebar 1,5 meter dan tinggi 3 meter, dan diarahkan menuju bagian utara Mesjid Al-Aqsa.

Pihak Palestina meyakini Israel ingin meng-yahudinisasi Yerusalem dan menghancurkan Mesjid Al-Aqsa, kemudian membangun kuil kedua di atas reruntuhan Mesjid. Namun pihak Israel berdalih melakukan penggalian terowongan untuk fasilitas pariwisata yang pembangunannya dimulai di bawah tanah.

Sementara itu 100.000 orang Palestina tidak bisa mencapai mesjid Al-Aqsa untuk shalat Jum’at (11/12/09) karena dilarang tentara pendudukan Israel. Sejak pagi Jumat ribuan orang Palestina tersebut yang berdatangan dari seluruh kota-kota Tepi Barat mengantri untuk diizinkan masuk ke dalam areal mesjid. [3]



2010

Pemerintah Israel telah berkeras meneruskan rencana untuk memperbesar alun-alun doa Yahudi di Tembok Barat di Kota Lama Yerusalem, meskipun diperingatkan akan beresiko memicu intifadhah ketiga.

Para pejabat Israel menolak proposal pengadilan Yerusalem minggu ini (Maret 2010) untuk mengesampingkan rencananya setelah hakim menerima pendapat bahwa perluasan alun-alun doa akan melanggar “status quo” yang meliputi pengaturan tempat-tempat suci Kota Tua. Otoritas Islam menyetujui pengaturan tersebut setelah Israel menduduki Yerusalem Timur pada tahun 1967.

Situs yang dimaksud oleh pejabat Israel terletak di Gerbang Mughrabi, sebuah pintu masuk ke kompleks masjid yang dikenal sebagai Haram al-Sharif, situs yang paling sensitif dalam konflik antara Israel dan Palestina. Di dalamnya ada Masjid Al-Aqsa dan Dome oh the Rock dengan kubah berlapis emasnya. [4]
Continue Reading »